Efek Rumah Kaca ( ERK )

Category:

efek rumah kaca - cinta melulu band

Efek rumah Kaca (ERK) - Cinta melulu


Nada-data yang minor

lagu perselingkuhan

atas nama pasar semua nya begitu klise


elegi patah hati

ode pengusir rindu

atas nama pasar semuanya begitu banal


lagu cinta melulu

kita memang benar-benar melayu

suka mendayu - dayu


lagu cinta melulu

kita memang benar-benar melayu

suka mendayu-dayu


lagu cinta melulu …..


elegi patah hati

Ode pengusir rindu

atas nama besar semuanya begitu banal


lagu cinta melulu

kita memang benar-benar melayu

suka mendayu-dayu


lagu cinta melulu

apa memang karena kuping melayu

suka yang sendu-sendu


Pertama denger lagu ini di radio Gen FM (98,7)….didengerin pelan pelan kok liriknya rada rada unik gitu, setelah beberapa kali denger wah jatuh hati sama nich lagu, trus searching download mp3 efek rumah kaca di Internet lewat p3K mbah google haha. Setelah itu baru mutusin beli kaset aslinya, karena yakin nich band ndak bakalan ngecewain telinga!

Keren nich Band indie, kebanyakan nyampein pesan moral yang menyindir kehidupan manusia (khususnya Indonesia) pada saat ini…gender, gender, politik, psikologis, perilaku konsumtif urban, lingkungan, ayat-ayat suci/ agama bahkan penderita diabetes sekalipun.

yayaya pada kesempatan ini buat review band aku ijin kopi paste dari sodara aerialsky dari udaramaya.comnya, Thank ya mas aku ta pinjem dulu :D


Artist: Efek Rumah Kaca

Album: Efek Rumah Kaca

Type: Studio Album

Released: 2007

Recorded: 2007

Genre(s): Pop

Length: 12 lagu (54:21)

Label: Pavilliun Records

Producer(s): Efek Rumah Kaca, Harlan Boer


Efek Rumah Kaca adalah studio album pertama dari grup band Efek Rumah Kaca, yang dirilis tahun 2007 di bawah label Pavilliun Records; direkam di Sinjitos Studio, Beesound studio, Studio 64 dan Soundmate studio; dimix dan master oleh J. Vanco di Vortex Perjuangan. Oleh banyak pengamat, album ini dinilai memberikan terobosan yang menyegarkan dalam industri musik pop Indonesia, dikarenakan tema yang diangkat dalam lirik-liriknya.


Music Concept:

Album Efek Rumah Kaca berisikan lagu-lagu pop dengan lirik yang berisikan protes dan isue-isue yang tak lazim diangkat dalam industri musik pop, misal: pemanasan global, homoseksual, kematian aktivis HAM, Munir, bahkan juga menyindir perkembangan musik pop itu sendiri.


Track List:

01. Jalang 4:42 Cholil

02. Jatuh Cinta Itu Biasa Saja 5:14 Cholil

03. Bukan Lawan Jenis 4:38 Adrian, Akbar, Cholil

04. Belanja Terus Sampai Mati 4:23 Cholil, Irma

05. Insomnia 4:19 Cholil

06. Debu-debu Berterbangan 4:58 Adrian

07. Di Udara 4:36 Cholil

08. Efek Rumah Kaca 3:30 Akbar, Cholil

09. Melankolia 5:04 Cholil

10. Cinta Melulu 4:23 Adrian, Cholil

11. Sebelah Mata 4:29 Cholil, Adrian

12. Desember 4:16 Adrian, Cholil


Personil:

Adrian - bass, back vox

Akbar - drum, back vox

Cholil - vocal, gitar


Additional personel:

Joseph Saryuf - gitar (track 3), slide gitar (track 12)

* Uwie Poptar - gitar (track 3)


Cover Art:

Fotografi dikerjakan oleh Zafir Pri. Sedangkan perancang grafis adalah Aditya Wijanarko.


Siapa bilang pendengar musik Indonesia hanya senang dengan lagu sendu dan lirik mendayu? Memang benar sejak puluhan tahun lalu kita dihujani lagu pop manis tentang romantika percintaan. Tapi, itu bukan berarti pendengar musik Indonesia gampang terbuai begitu saja. Kita semakin pintar bung! Namun sayangnya tak banyak musisi yang ikutan pintar, dan masih menganggap pendengar mudah dikibuli. Syukurlah selalu ada pencerahan di setiap generasi. Sekedar menyebut contoh legendaris: Iwan Fals.

Kali ini datang three pieces: Adrian, Akbar dan Cholil, dalam Efek Rumah Kaca (ERK), menghembuskan angin segar, membawakan musik apik dan lirik pintar, sekaligus mengakui bahwa pendengar musik Indonesia tak sebodoh yang dikira. Dan, tentu saja, kepada musisi-musisi semacam ERK inilah kami merasa tersanjung dan mendapatkan penghargaan yang setinggi-tingginya bahwa sebagai masyarakat penikmat musik, kami juga dianggap pintar, bukan sekedar obyek penjualan album.


Daftar Lagu


  • Jalang. Liriknya sarat “political statement” ala ERK. Lagu ini punya nilai heroik seandainya saja dinyanyikan di jaman order baru. Kami langsung tertarik dengan progresi musik ERK. Sederhana, namun kuat mendramatisasikan lirik.

  • Jatuh Cinta Itu Biasa Saja. ERK berusaha mengingkari gelora percintaannya, dengan mengatakan bahwa jatuh cinta itu biasa saja. Sebuah nomor bertempo tenang. Kami cukup terkejut. Musik ERK sederhana tapi kesannya menancap dalam.

  • Bukan Lawan Jenis. Tema yang tak biasa daripada yang tak biasa: issue homoseksual, yang mungkin akan memicu diskusi yang rumit. Musiknya sendiri dibuka dengan chorus yang manis, lagunya cukup familiar, rhtym ringan, santai, enak didengar. Kami suka permainan drum Akbar saat Cholil melantun bagian “aku bukan lawan jenismu”, seolah ada yang tersekat di tenggorokan. Pilihan yang menarik. Waw, sudah lama tak terdengar musik Indonesia yang ‘berbicara’ bersama liriknya.


  • Belanja Terus Sampai Mati. Kali ini ERK mengusung warna retro 70-an untuk menyatakan bahwa perilaku konsumtif adalah penderitaan kaum urban. Nada dan beatnya riang gembira. Perhatikan solo gitar di tengah lagu. Notasinya vintage dan biasa banget, tapi terasa pas dengan keceriaan yang dibutuhkan saat kita keluar masuk shopping mall.


  • Insomnia. ERK juga mengangkat tema penyakit laten masyarakat modern: insomnia. Tampaknya ERK cukup kesal dengan insomnia, sampai-sampai pada puncaknya mereka harus berteriak-teriak plus musik kencang. Itu bagus, menunjukkan ERK juga bisa geram dan bermain kasar.

  • Debu-debu Berterbangan. Sebuah interpretasi ERK atas ayat-ayat “Demi Masa”. Lagu yang paling membosankan di album ini. Beruntung aransemennya yang psikedelik terbilang cukup baik, terutama segmen outro.


  • Di Udara. Sepengetahuan saya, tidak banyak (atau belum ada?) band Indonesia yang memiliki lagu bertema hukum atau HAM. Yang sudah ada sejak dulu tentu saja lagu-lagu Iwan Fals, sang legenda, sebelum (entah kenapa) bang Iwan sekarang hanya menyanyikan lagu-lagu cinta.

Simak liriknya

“…Aku bisa tenggelam di lautan,

aku bisa di racun di udara,

aku bisa terbunuh di trotoar jalan.

Tapi aku tak pernah mati..tak akan berhenti…”..


Yup, lagu ini memang didedikasikan untuk almarhum Munir. Lirik lagunya menggambarkan bahwa meski pejuang HAM ini telah mati diracun, namun semangatnya tidak akan mati. Cukup membuat merinding ketika mendengarnya.


  • Efek Rumah Kaca. Kecemasan ERK atas masalah lingkungan ini langsung digebrak tanpa banyak basa-basi dengan musik berdistorsi kencang, gemuruh bas dan drum mencekam.

  • Melankolia. Coba simak liriknya. Sepertinya ERK ini tergolong manusia-manusia pemurung yang punya masalah psikologis serius, atau sebaliknya mungkin mereka telah mampu membaca diri sendiri dan menemukan segala tipuan di dalamnya. Untungnya itu semua membuat mereka kreatif memainkan musik psikedelik.


  • Cinta Melulu. ERK mempertanyakan apakah kuping melayu hanya mampu yang mendengar yang sendu-sendu? Apakah musisi sekarang hanya senang menulis rayuan cinta nan banal (kami yakin ERK adalah musisi pertama yang menggunakan kata ‘banal’ dalam liriknya). Sebuah lagu protes yang malah catchy, nyaman di telinga dan enak dinyanyikan sama-sama.


  • Sebelah Mata. Kami suka mendengar pemainan drum dan cymbal di lagu ini. Sebuah lagu pilu tentang seorang yang kehilangan sebelah penglihatan karena diabetes. Kami benar-benar jatuh cinta pada album Efek Rumah Kaca ini.

  • Desember. Sebuah ballad, lembut dan adem. Dihiasi sentuhan slide gitar dari Ayub (Santamonica). Ternyata ERK juga suka yang sendu. Lagu paling romantis di album ini, yang pasti nyaman di dengar bersama gerimis hujan bulan Desember.

Band ini begitu bergema sepanjang tahun 2007 hingga sekarang berkat kejeniusan lirik, dan musik mereka yang berisi dan catchy. Berikut hasil wawancara Ferry Ardiansyah dengan Efek Rumah Kaca, Atau biasa disingkat ERK.

efek-rumah-kaca-1

Awal terbentuknya grup band ini ?
ERK terbentuk februari 2001, personilnya ada 5. Pada tahun 2003, 2 personil (gitar dan piano ) mengundurkan diri. Selanjutnya formasi ERK terdiri dari Adrian (bass) Akbar (drum) dan Cholil (Gitar dan Vokal) dan berlanjut sampai sekarang.
Kenapa mengambil nama Efek Rumah Kaca?
Menurut kami, nama efek rumah kaca terdengar catchy. Waktu itu kami diburu waktu untuk segera punya nama supaya bisa dicantumkan pada flyer acara musik. Tidak banyak pilihan sebenarnya, tetapi yang "aman" adalah dengan mengambil nama dari salah satu judul lagu kami. Kenapa "aman"? karena setiap lagu yang kami buat, kami siap mempertanggungjawabkan-nya. Biasanya departemen lirik melakukan studi literatur kecil-kecilan sebelum menulis lirik, untuk memperkuat argumentasi ilmiah atau rasional, sebagai upaya mempertanggungjawabkannya secara musikal maupun lirikal. Lalu mengapa bukan lagu lain yang dipilih? Nah, itu subyektifitas kami saja dalam mencari nama. Kembali ke awal, biar terdengar catchy. Tidak ada filosofi yang khusus maupun berat.
Banyak orang mengatakan lirik kalian pintar, dan kami juga menyetujuinya. Mengangkat isu kematian Munir hingga menyorot tentang perilaku budaya konsumtif. Siapa yang paling berperan dalam sektor itu?
Untuk sementara yang banyak membuat lirik adalah Cholil. Kenapa membuat lirik seperti itu? Karena secara lirikal ERK ingin menjadi potret zaman dan realitas sosial. Berhubung yang ada di permukaan fenomenanya seperti itu, Tentu saja diselipkan dengan strategi, bagaimana caranya supaya isu tersebut bisa mudah ditelan. Selain itu musik kami bisa menjadi media dokumentasi. Persis sepeti surat kabar, majalah atau zine. Kalau album ERK dilihat kembali pada tahun 2017, maka bisa terlihat fenomena apa yang berkembang di tahun (2005-2007) pada masa pembuatan album tersebut.
efek-rumah-kaca-2 Terkenal sebagai band indie di Indonesia apakah ingin tetap di jalur tersebut atau atau ingin melompat ke major label?
Kami tidak mau ambil pusing, main di indie atau di major sama sajalah, selama ideologi bermusik kami gak berubah.
Lagu Cinta melulu masuk ke dalam nominasi untuk karya produksi alternatif terbaik di AMI bagaimana tanggapannya?
Kalau itu artinya banyak yang mengapresiasi, yah senang. Tapi kalo itu artinya kami menjadi lebih hebat dari yang tidak masuk nominasi yah enggak lah. Musik buat kami bukan untuk perlombaan, tapi refleksi.
Ada masalah apa dengan Paviliun record (perusahaan rekaman yang menaungi ERK), sampai membubarkan diri?
Masalah tentu ada, karena kami band baru dan Paviliun juga record label baru. Kami sama-sama memasuki dunia yang belum kami kuasai, dan itu menimbulkan masalah. Apakah masalah itu menimbulkan perpecahan? Tidak sama sekali! Masalah itu justru menjadi pelajaran.
Selain bermusik, apa kegiatan yang kalian lakukan untuk menunjang kebutuhan hidup?
Cholil : bekerja sebagai akuntan.
Adrian : bekerja sebagai teknisi lab fisika.
Akbar : session drummer
Ada pesan terakhir?
Karena kami bukan orang yang jenius, maka kami melakukan kerja keras untuk membuat album Efek Rumah kaca. Jangan pernah menyerah...

Comments (0)

Post a Comment